Minggu, 09 Januari 2011

Trauma

Aku benci laki-laki selain ia yang tak meninggalkanku demi peremuan lain.
Aku ragu pada setiap laki-laki, karena yang kutemui di rumahku sendiri bukan laki-laki yang mengerti hati perempuan. Bukan laki-laki setia.

Aku perempuan, akan lemah, tak berdaya setelah ikatan pernikahan, jika hanya mampu menggantungkan hidup pada laki-laki, pada suami. Tak ada yang dapat dilakukan jika laki-laki tak setia, jika laki-laki menyakiti.

Jika dikatakan aku, perempuan, harus kuat, harus tegar dalam badai rumah tangga, aku akan kuat, seperti halnya ibuku.

Tapi jika dikatakan aku, perempuan, istri, harus diam, harus bertahan, sedangkan laki-laki, suami, menyakitiku, tak menghargaiku. Aku tak akan diam. Aku perempuan, istri, tak layak disakiti setelah seluruh jiwa dan raga diabdikan pada suami, pada laki-laki.

Aku perempuan. Akan mudah disakiti.

Jika ditanyakan padaku tentang pernikahan. Aku tak pernah ingin membahasnya. Yang kulihat dari pernikahan, tak banyak perempuan yang bahagia di tangan laki-laki. Karena tak banyak laki-laki yang memahami arti diciptakannya perempuan di dunia.

Perempuan, tak boleh terayu ucapan dan janji manis laki-laki, belum tentu ia bijaksana, ia setia. Pahamilah arti diciptakannya dirimu. Karena perempuan tak seharusnya lemah.

Laki-laki, pahamilah hati perempuan, pahamilah arti diciptakannya perempuan untuk hidup di sisimu. Bukan untuk disakiti, bukan untuk dicampakkan.

Bandung, 21 Februari 2010
Fitriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar