Bukan aku juga yang meminta dilahirkan egois, jadi jangan ditanyakan. Aku ingin menjadi biasa saja, sehingga tidak perlu berambisi untuk mengejar cita-cita.
Aku ingin lelah, aku ingin berhenti menjadi ambisius. Ingin sehari saja pikiranku berhenti menyusun masa depan. Tapi tak pernah ada kemungkinan untuk itu. Pikiranku dengan sendirinya akan membuat rancangan masa depan dengan sempurna. Dan aku akan gatal untuk mempersiapkan dan menyusunnya sejak rancangan itu tercetus di kepalaku.
Seandainya aku terlahir biasa, terlahir tidak ambisius... rasanya akan sangat nyaman memiliki cita-cita menjadi seorang petani.
Aku ingin menjadi biasa, dengan keinginan biasa, dengan ambisi biasa, dengan cita-cita biasa...
karena jika biasa, aku tak perlu memenuhi keinginanku, tak perlu berambisi, tak perlu memiliki cita-cita, tak perlu berlari menyusun masa depan...tak perlu kecewa karena tidak dapat mewujudkan cita-cita.
Tapi tak bisa disalahkan, tak bisa dipungkiri, tak bisa dihakimi, aku perfeksionis, egois, ambisius... Aku merancang masa depanku denga sempurna, aku mengejar cita-citaku seperti tak ada lelah... Aku mati-matian mewujudkan masa depanku...
Tak bisa disalahkan...
Tak bisa disalahkan...
Aku menerobos batas kemampuan demi cita-cita, tak bisa disalahkan...
Aku berambisi menjadi yang terbaik... tak bisa disalahkan...
Aku terlahir seperti ini, tak bisa disalahkan, meski sekarang aku tak ingin dilahirkan seperti ini, tak ingin dilairkan perfeksionis, tak ingin dilahirkan egois, tak ingin dilahirkan ambisius...
Tak bisa disalahkan...
Bandung, 14 Mei 2010
Fitriani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar