Minggu, 09 Januari 2011

Fajar Berbintang

Aku mendengar dengan jelas langkah-langkah kakiku di Jalan Cilengsar. Langit penuh bintang, dengan bulan sabit yang berpendar... indah... diwarnai jingga fajar di arah timur. Dingin... suasana yang sangat kurindukan... yang tak pernah ada selain di tempat ini. aku terus melangkah semakin jauh meninggalkan pintu gerbang ICM. Pandanganku tertuju ke batas horizon yang bersemburat merah dengan siluet pepohonan di atas bukit. Inilah saat terindah yang ingin kulihat. Aku tak pernah menoleh ke belakang. aku tak ingin kakiku semakin berat.
Rabb... hati ini masih tertinggal disana, berat kakiku melangkah. aku masih ingin merasakan embun, menantikan pagi di kelas-kelas dengan dinding berwarna krem dan kusen serta lantai hijau mudanya. Aku masih ingin merasakan kobaran semangat para guru yang sedini ini telah mengamalkan ilmunya di kelas-kelas itu. Aku yang seperti ini karena tempat ini. aku yang mampu berdiri di antara hantaman badai karena tempat ini. Aku yang tak pernah menyesal telah tinggal dan meneguk manisnya ilmu di tempat ini.
Aku terus melangkah, diiringi kelebat-kelebat kenagan yang terus berputar di ingatanku.
Aku ingin tempat ini, aku tak ingin tempat yang lain. Ingin ICM, ingin terus melihat indahnya bayangan syurga yang begitu nyata.
tapi aku harus sendiri, sekarang, seperti 5 semester yang telah kujalani sendiri...tanpa bunyi bel, tanpa pengumuman dari kantor, tanpa Fajar Berbintang.
Rabb, jagakan diri hamba, agar terus mendapat sinaran cahaya di jalan-Mu, agar tak pernah tersesat di dalam kegelapan.
Rasa syukur ini tak terbatas... Atas takdir-Mu yang membuatku tinggal dan dipahat selama 6 tahun di tempat ini.
Akhirnya aku tiba di ujung jalan cilengsar... udara masih sangat dingin, namun airmataku hangat di pipi

 Cipanas, 7 Februari 2010
Fitriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar