Sabtu, 08 Januari 2011

Separuh Dirimu


Saat ini aku tengah melihat separuh dirimu, yang berarti senyuman. Senyuman yang mungkin bukan untukku. Tapi aku merasa senyummu sangat indah seolah untukku. Aku terpana. Biasanya aku melihat dirimu yang sempurna, kemudian kita bersama melihat dirimu di angkasa. Aku rindu saat-saat itu. Aku rindu kehangatan yang menyeruak disekujur tubuhku ketika menyadari aku dank au memandang objek yang sama, di waktu yang sama, meski dalam tempat yang berbeda, meski dalam jarak yang jauh.
Aku menyadari sepenuhnya, aku mencintaimu. Mencintai orang biasa sepertimu. Orang biasa yang bagiku sangat luar biasa.
Tapi aku terlalu bodoh untuk mengakui segalanya. Aku terlalu tidak sempurna untukmu. Aku terlalu tidak indah untuk disandingkan dengan dirimu. Dan kau menyadari betul hal itu, hingga kau pergi menjauh. Disini hanya kebodohanku yang tetap mengharapkan bahwa fakta itu tidak benar. Aku yang membodohi diri sendiri dengan kepalsuan ini, dengan harapan bahwa suatu saat kau akan kembali dan mulai mencintaiku, membalas cintaku. Memberikan senyum seperti yang tergambar di langit malam saat ini.
Ah, aku meneteskan air mata lagi. Mendekap tubuhku sendiri dalam malam. Aku menangis di bawah langit malam yang cerah, berbintang, berbulan sabit yang berarti senyumanmu. Ah, apa mungkin kamu memang tengah bahagia tanpa kehadiranku di hidupmu ?
Dari balkon ini, aku dapat melihat dengan jelas terangnya kota, meski mataku penuh dengan air mata. Kulitku pun masih mampu menerima rangsang dinginnya angin yang menerpa, meski tubuhku terbalut rapat. Dan hatiku pun mampu merasakan sisa-sisa kenanganmu dihidupku yang hampa meski luka jiwaku begitu menganga. Aku tertolak, oleh apa yang aku harapkan akan kuterima.
Aku tidak dicintai. Dan itu cukup menyadarkan akan semua kebodohanku. Dengan harapan sia-sia yang tak berharga. Dengan segala tangis yang percuma.
Bandung, 26 Juli 2009
Purnama akan segera hadir, menggantikan Punama yang ada. Dan bulan sabit akan selalu hadir dua kali dalam satu waktu purnama. Bulan sabit pertama yang bahagia karena akan menyambut purnama, dan bulan sabit kedua yang terpaksa tersenyum karena purnama telah berlalu. Aku, adalah bulan sabit yang kedua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar