Minggu, 09 Januari 2011

Tersudutkan Tanda Tanya

Sepertinya setiap hari mulai saat ini akan berbeda. Kesibukan, kecanggungan karena merasa tak lebih mengenal dibandingkan orang lain, komunitas yang berbeda, waktu yang tidak memberi kesempatan, jarak yang siap terbentang, keyakinan hati yang dipertaruhkan... semuanya mendesakku untuk berurai airmata.

Keputusan yang bukan hanya sebuah keyakinan, tapi pertaruhan masa depan yang aku gambarkan...

Biarkan aku diam sejenak saat ini, agar aku tak menangis karena kecewa.

Biarkan aku menghilang saat ini, agar aku cukup bersabar menanti keterbukaan hati.

Seharusnya, seringnya terabaikan membuatku akan mudah menghadapi pengabaian berikutnya. Maka aku akan menyadarkan diri agar tetap ditakdirku.

Tapi kali ini aku yang mencintai...

Dan kurasa, tak ada satupun manusia yang ingin terabaikan...

Biarkan aku sejenak menahan sketsa masa depanku berlanjut. karena aku bukan sedang bermain. Aku sedikit tersudut oleh beberapa tanda tanya. yang salah satunya mempertanyakan kehadiranku untukmu.

Mencintai bukan sekedar berperasaan, tapi berhati.
Biarkan aku diam, mungkin hingga mati membawa perasaan dan hati.

Biarkan waktu yang membawa cinta ini untuk sampai di kesadaran hatimu yang sedang kucoba temukan.
Setahun, dua tahun, tiga tahun, empat tahun, lima tahun, aku tidak akan berhenti menunggu. Sepuluh tahun, dua puluh tahun, aku akan membiarkan kesadaran itu menghampiri dan mengobati rasa sakit. Semoga aku bisa hidup selama itu, dan semoga waktu tidak terlalu cepat membunuhku.

Meskipun pada akhirnya tak ada ynag kudapatkan selain kekecewaan dan sia-sia.
Jadi jangan tanyakan padaku 'kenapa' saat pada akhirnya aku hanya bisa diam. mungkin aku akan lelah pada saat tertentu... tapi yang sudah jelas aku pastikan, aku masih mencoba menemukan hatimu meski dalam diam dan kekosongan.

Bukankah kau ingin dicintai ?
Bukankah aku memutuskan mencintai ?

Bandung, 12 Juni 2010
Fitriani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar