Aku kembali tak mengerti dengan apa yang sedang Tuhan rencanakan untukku. Yang kupinta padaNya adalah memberikan jalan yang terbaik.
Ketika hatiku telah rela melepaskan semua mimpi dan harapan, Ia mempertemukan kembali aku denganmu dengan kemungkinanku yang semakin tak ada untuk bisa bersamamu. Bagaimana cara aku mencari hikmahnya ?
Tak bisa kuungkapkan seperti apa rasa sakitnya, ketika kau dengan sengaja mengumumkan berita gembiramu itu pada semua orang tepat dihadapanku. Karena berita bahagiamu itu seperti palu godam besar yang dengan keras memukul hatiku yang sebelumnya memang terluka. Tak terpikirkah sedikitpun di hatimu untuk menjaga perasaanku sedikit saja ? Kau tahu dengan jelas seperti apa perasaanku padamu. Dengan angkuhmu, dengan kesombonganmu, kau melukai aku dengan sengaja.
Ini terlalu berat, aku tak sanggup lagi menahan air mata yang biasanya mampu kubendung. Aku tak tahu harus bagaimana lagi aku bersikap nanti ketika bertemu denganmu. Kurasa aku tak sanggup lagi bersandiwara dengan bertopeng senyuman seperti sebelumnya.
Kau memang tak pernah ingin memberikan sedikit saja kesempatan padaku untuk kau cintai, bukan karena setiap alasan yang kau berikan padaku waktu itu. Kini aku merasa semua alasan itu hanya alatmu saja untuk membuat dirimu terlihat lebih baik dimataku. Lalu sebodoh apakah aku hingga mempercayaimu dan memiliki perasaan yang sangat dalam seperti ini meski tak kau hiraukan ?
Sampai disinikah semuanya berakhir ? Harus sampai saat ini kah ?
Mungkin, Tuhan ingin aku benar-benar menuliskan titik terakhir sesungguhnya tentang perasaanku padamu. bukan lagi koma atau titik lanjut. Mungkin Tuhan ingin aku menuliskan kata SELESAI di dalam cerita panjang perasaanku padamu, bukan lagi kata BERSAMBUNG yang akan menciptakan sekuel baru.
Kurasa cukup sampai disini... cerita tertangmu, perasaanku padamu, berakhir sampai disini. Aku tak lagi tergoda dengan khayalan bahwa suatu saat nanti kau kan menyambutku.
Kurasa Tuhan ingin aku segera sembuh, dengan menaburkan obat penyembuh yang memang perih di atas lukaku. Tapi setidaknya, lukaku akan benar-benar sembuh, dan tak bernanah lagi.
Untuk itu... Pergilah dengan para gadis cantik itu... aku bukan bagian dari mereka. Maka jangan bersemayam lagi di pikiranku. Aku SELESAI degan semua ini.
Jumat, 23 September 2011
Senin, 19 September 2011
Dalam Labirin Hatimu
Baru tadi pagi, ketika aku selesai mandi dan bersiap pergi. Aku mematut diri di depan cermin dan memikirkanmu... aku mengenakan gaun merah marun, yang pernah kupakai ketika menemuimu. Lalu aku pergi, dengan harapan tipis yang sama, berharap bisa bertemu denganmu ketika aku memakai baju ini.
Dan seperti keajaiban ketika hatiku seperti telah tahu aku akan bertemu denganmu... aku terkejut di depan pintu... menemukanmu, dengan senyum yang khas... lalu aku tersesat kembali dalam pikiranku...
Aku dan pikiranku kembali berbincang tentangmu... tentang wajahmu yang telah lama tak kulihat dan membuatku hampir kehilangan udara kehidupan, tentang suaramu yang seperti alunan lagu yang telah lama menghilang dari telingaku yang nyaris membuat air kehidupanku mengering...
Bagaimana aku bisa melupakanmu? Bagaimana aku bisa berusaha menemukan kehidupan baruku jika jarakku denganmu kembali tak lebih dari tiga ratus centimeter.
Apa aku akan kembali menyakiti hatiku sendiri dengan terus mencintaimu ?
Apa yang kuinginkan, aku tak tahu dengan jelas saat ini... aku masih dalam keterkejutan... aku masih dalam ketakpercayaan... yang kurasakan dengan jelas adalah perasaan cinta yang ternyata masih bersemayam. aku tak tahu lagi apa yang kuinginkan darimu setelah semua harapan itu kau runtuhkan dengan sangat singkat dan terlalu kejam.
Apa sebenarnya yang sedang Tuhan rencanakan untukku ? Ketika aku mulai berusaha menyembuhkan diri dengan hanya mengingatmu sebagai kenangan, kau kembali memuaskan kehausanku akan kehadiranmu di hidupku...
Kau tahu dengan jelas, apa yang aku harapkan dan aku inginkan darimu, maka dengan alasan apa kau menanyakan itu padaku ?
Kau ingin menghancurkan harapanku lagi ?
Maka tak akan kukatakan... karena aku pun mulai merasa harapanku menjadi maya.
Apa yang akan kau lakukan padaku selanjutnya ?
Aku tahu, kau tahu apa yang kurasakan, tapi kau seperti tak pernah tahu seperti apa rasa sakitnya.
Aku harus menghadapimu dan kembali menjadi aktris dihadapan semua orang.
Kau pun mungkin harus menjadi aktor pendukung dalam skenario yang sama.
Aku... sepertinya akan kembali tersesat di dalam hatimu, aku merasa labirin di hatimu semakin rumit, tak ada jalan keluar untukku... benar-benar tak ada jalan keluar selain terus tersesat di dalamnya. Bahkan tak ada pintu masuk ke dalam jantung labirin hatimu.
Aku harus bagaimana ?
Dan seperti keajaiban ketika hatiku seperti telah tahu aku akan bertemu denganmu... aku terkejut di depan pintu... menemukanmu, dengan senyum yang khas... lalu aku tersesat kembali dalam pikiranku...
Aku dan pikiranku kembali berbincang tentangmu... tentang wajahmu yang telah lama tak kulihat dan membuatku hampir kehilangan udara kehidupan, tentang suaramu yang seperti alunan lagu yang telah lama menghilang dari telingaku yang nyaris membuat air kehidupanku mengering...
Bagaimana aku bisa melupakanmu? Bagaimana aku bisa berusaha menemukan kehidupan baruku jika jarakku denganmu kembali tak lebih dari tiga ratus centimeter.
Apa aku akan kembali menyakiti hatiku sendiri dengan terus mencintaimu ?
Apa yang kuinginkan, aku tak tahu dengan jelas saat ini... aku masih dalam keterkejutan... aku masih dalam ketakpercayaan... yang kurasakan dengan jelas adalah perasaan cinta yang ternyata masih bersemayam. aku tak tahu lagi apa yang kuinginkan darimu setelah semua harapan itu kau runtuhkan dengan sangat singkat dan terlalu kejam.
Apa sebenarnya yang sedang Tuhan rencanakan untukku ? Ketika aku mulai berusaha menyembuhkan diri dengan hanya mengingatmu sebagai kenangan, kau kembali memuaskan kehausanku akan kehadiranmu di hidupku...
Kau tahu dengan jelas, apa yang aku harapkan dan aku inginkan darimu, maka dengan alasan apa kau menanyakan itu padaku ?
Kau ingin menghancurkan harapanku lagi ?
Maka tak akan kukatakan... karena aku pun mulai merasa harapanku menjadi maya.
Apa yang akan kau lakukan padaku selanjutnya ?
Aku tahu, kau tahu apa yang kurasakan, tapi kau seperti tak pernah tahu seperti apa rasa sakitnya.
Aku harus menghadapimu dan kembali menjadi aktris dihadapan semua orang.
Kau pun mungkin harus menjadi aktor pendukung dalam skenario yang sama.
Aku... sepertinya akan kembali tersesat di dalam hatimu, aku merasa labirin di hatimu semakin rumit, tak ada jalan keluar untukku... benar-benar tak ada jalan keluar selain terus tersesat di dalamnya. Bahkan tak ada pintu masuk ke dalam jantung labirin hatimu.
Aku harus bagaimana ?
Kamis, 15 September 2011
Hilang
Rasa kehilangan, aku tak perlu lagi menjabarkannya seperti apa, kurasa semua orang tahu seperti apa rasanya. Juga seperti beberapa hari ini... ada yang hilang dari pandangan mataku... yang membuat lubang besar di dadaku... yang membuat pikiran terus mencari dimana keberadaannya...
Kau dimana ? Aku mulai tak dapat bernapas...
Kau dimana ? Air kehidupanku mulai habis...
Kau dimana ? Aku setiap hari mencarimu...
Kau dimana ? Aku menangis...
Kau dimana ? Aku mulai tak dapat bernapas...
Kau dimana ? Air kehidupanku mulai habis...
Kau dimana ? Aku setiap hari mencarimu...
Kau dimana ? Aku menangis...
Kamis, 08 September 2011
Terdampar
le 9 septembre 2011
17:37
Bibbliotheque CCF, langit hampir sepenuhnya redup di luar sana.
Disini, masih ramai. aku berkutat dengan pikiran dan perasaan, mencoba memahami yang telah terjadi.
Apa segalanya akan baik-baik saja setelah semua terlewati begitu saja ?
kemana rasa itu pergi ?
bagaimana kegelisahan itu bisa berlalu ?
Apa memang dia hanya sesaat ? apa benar ia hanya tersangkut sejenak di hatiku dalam aliran hidup yang deras ?
Lalu ia pergi terbawa arus kemana ? sampai dimana ?
Meski telah setengah mati aku mencoba membuat hal seperti ini biasa, kadang aku merindukan saat-saat singkat dimana ia tersangkut.
Kadang aku juga merindukan kesan kecil itu.
Sudah sampai dimana ia sekarang ? sudah terdamparkah ? atau mungkin ia berenang ke lautan dan terus terombang ambing disana ?
Ah sudahlah, lupakan... tapi... hari ini aku ingin mengatakan padanya,
"Panggilah aku saat tak kau temukan daratan, aku akan menjadi pulau dimana kau akan terdampar"
17:37
Bibbliotheque CCF, langit hampir sepenuhnya redup di luar sana.
Disini, masih ramai. aku berkutat dengan pikiran dan perasaan, mencoba memahami yang telah terjadi.
Apa segalanya akan baik-baik saja setelah semua terlewati begitu saja ?
kemana rasa itu pergi ?
bagaimana kegelisahan itu bisa berlalu ?
Apa memang dia hanya sesaat ? apa benar ia hanya tersangkut sejenak di hatiku dalam aliran hidup yang deras ?
Lalu ia pergi terbawa arus kemana ? sampai dimana ?
Meski telah setengah mati aku mencoba membuat hal seperti ini biasa, kadang aku merindukan saat-saat singkat dimana ia tersangkut.
Kadang aku juga merindukan kesan kecil itu.
Sudah sampai dimana ia sekarang ? sudah terdamparkah ? atau mungkin ia berenang ke lautan dan terus terombang ambing disana ?
Ah sudahlah, lupakan... tapi... hari ini aku ingin mengatakan padanya,
"Panggilah aku saat tak kau temukan daratan, aku akan menjadi pulau dimana kau akan terdampar"
Langganan:
Postingan (Atom)